Belajar dari Guru Gaptek

oleh: I Ketut Serawan
Bukan rahasia umum lagi jika dunia IT menjadi dominasi bagi kalangan anak muda (milenial). Mereka sangat piawai memanfaatkan IT dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, kaum tua cenderung gaptek. Ketimpangan ini terjadi hampir di segala sektor, termasuk dalam dunia pendidikan. Para guru muda lebih gesit memanfaatkan IT dalam pembelajaran dibandingkan dengan guru-guru berumur (tua). Selanjutnya

Mendidik Siswa, Guru Tak Mesti Membully

oleh: I Ketut Serawan
Kasus pembullyan di dunia pendidikan (sekolah) tidak hanya pelakunya dari oknum pelajar. Namun, pembullyan juga sering dilakukan oleh oknum guru di sekolah, baik secara verbal hingga intimidasi fisik. Sayangnya, sedikit orang yang menyadari hal ini. Rata-rata ortu, siswa, dan masyarakat menerima tindakan bully seorang guru sebagai bagian dari tindakan mendidik atau mendisiplinkan siswa. Selanjutnya

Bahasa Indonesia: Mesin Pembunuh UN

oleh: I Ketut Serawan
Hasil pengumuman pelulusan UN tingkat SMA/SMK (26/4) kemarin membuat publik kecewa. Pasalnya, angka kelulusan tahun ini menurun pada semua provinsi di Indonesia. Tragisnya lagi, turunnya angka kelulusan tahun ini disebabkan oleh jebloknya nilai siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Kontan saja membuat publik gigit jari dan bertanya-tanya. Mengapa mayoritas siswa tidak lulus pada mata pelajaran bahasa Indonesia? Selanjutnya

Pelajar Mencoret-coret Bendera Merah Putih: Ada Apa dengan Pendidikan Karakter di Sekolah?

oleh: I Ketut Serawan
Selebrasi kelulusan di kalangan pelajar (SMA/ SMK) kerapkali mendapat sorotan miring dari publik. Pasalnya, para pelajar lebih gandrung merayakan kelulusan dengan aksi-aksi kurang positif, misalnya mencoret-coret seragam dan konvoi di jalanan. Bahkan tahun ini, sejumlah pelajar mengekspresikannya dengan mencoret-coret bendera merah putih. Aksi tak terpuji ini diunggah oleh pelaku melalui instagram, yang dibagikan akun facebook Maher Wazi (5/5/18). Unggahan ini menjadi viral dan menuai beragam tanggapan dari para nitizen. Selanjutnya

Klaim Religius di Tengah Kegaduhan Beragama

oleh: I Ketut Serawan
Pengamanan perayaan ibadah di Indonesia seolah-olah menjadi keharusan. Natalan, idul fitri, dan waisak (misalnya) tidak pernah absen dari pengamanan aparat negara. Pengamanan ini mengindikasikan bahwa kebebasan beragama masih “tersandera”. Padahal, republik kita (konon) dihuni oleh masyarakat yang mengaku sangat religius. Klaim yang pantas digugat di tengah “pluralisme beragama kita” yang kini tak ramah lagi. Setara Institut mencatat bahwa sepanjang tahun 2017 terjadi 151 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama/ berkeyakinan dengan 201 bentuk tindakan di 26 provinsi se-Indonesia. Selanjutnya

Mengantisipasi Pengaruh Tayangan Negatif Televisi pada Anak-anak

oleh: I Ketut Serawan
Sejak budaya audio visual semakin fenomenal, televisi kian menyedot perhatian anak-anak. Berbagai tayangan yang memikat sering membuat anak lupa diri. Jangankan belajar, untuk makan saja anak kadang enggan jika sudah berada di depan televisi. Selanjutnya

Anak Perlu Panutan Literasi

oleh: I Ketut  Serawan
Kegiatan literasi mulai menggeliat di sekolah-sekolah. Geliat ini bermula dari kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggiatkan Gerakan Literasi Nasional (GLN) per tahun 2016 sebagai bagian dari implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Konkretnya, para siswa diwajibkan membaca buku non-mapel setiap hari 15 menit sebelum pembelajaran dimulai di kelas. Selanjutnya